Hari ini nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada awal perdagangan Selasa (3/2/2015) bangkit. Pada selasa pagi, mata uang Garuda ini naik ke posisi Rp 12.637 per dollar AS, dibandingkan penutupan kemarin pada 12.686.
Rupiah diperkirakan berpotensi menguat setelah indeks dollar AS mengalami penurunan dan memberi peluang kenaikan rupiah di tengah sentimen positif dari rilis deflasi dan surplus neraca perdagangan Indonesia.
"Rupiah berpeluang menguat hari ini dengan indeks dollar AS yang turun drastis dini hari tadi. Sentimen positif dari data inflasi dan perdagangan yang baik juga diperkirakan masih bertahan," demikian riset Samuel Sekuritas Indonesia, pagi ini.
Indeks dollar AS turun
drastis setelah angka pengeluaran konsumsi AS diumumkan menyentuh titik
terendah semenjak 2009 tadi malam waktu Indonesia. Buruknya data AS juga ditunjukkan oleh turunnya ISM manufacturing.
Pada saat bersamaan, harapan pemangaksan pasokan minyak
akibat penutupan beberapa sentra produksi minyak masih mendorong minyak Brent
kembali naik drastis hingga 54,75 dollar AS per barrel. Malam ini juga ditunggu
beberapa data ekonomi AS seperti factory orders dan economic optimism index
yang diperkirakan membaik.
Rupiah melemah tajam semenjak pembukaan bersama mata
uang lain di Asia walaupun indeks dollar AS tidak terlalu kuat kemarin.
Buruknya data PMI manufacturing China di pagi hari juga mendukung pelemahan
bursa dan mata uang regional.
Akan tetapi pengumuman surplus neraca perdagangan serta
penurunan drastis inflasi menjelang jeda siang berhasil mengurangi tekanan
pelemahan rupiah walaupun pada akhirnya rupiah tetap ditutup melemah hingga
kemarin sore.
Situasi politik dalam negeri masih memberikan tambahan
sentimen negatif terhadap rupiah akan tetapi Presiden Joko Widodo berjanji akan
mengambil sikap terhadap pencalonan Kapolri pada pekan ini.